Selasa, 29 Desember 2015

Adzan Subuh Masih Ditelinga; "Kebersalahnya Perempuan Malam"

Iwan Fals yang dicirikan sebagai
seorang yang menjunjung tinggi
kebudayaan Indonesia

"Adzan Subuh Masih Ditelinga", mungkin lagu ini mengisyaratkan bagaimana masyarakat indonesia mengeneralisir bagaimana seorang "perempuan malam" sebagai point of view utama. Begitu banyak pemanggilan yang khas yang kalangan masyarakat indonesia mengenai "perempuan malam ini", ada yang mengatakan pelacur,kupu-kupu malam, PSK (pekerja seks komersial),bunga latar, bunga raya, cabo, cocor merah, jobong, lanji, loki, WTS (Wanita tuna susila), munci, nyamikan, perempuan jalang, sundal, dan bahasa yang lebih kasar lagi yaitu lonte.

Pernahkah kita berfikir sejenak bahwa profesi ini begitu paling dihindari dikalangan masyarakat, mendengarnya saja udah miris, apalagi mendekati, atau bahkan untuk terjun didalamnya, tentu tidak ada yang mau!, tapi faktanya adalah keberadaannya tetap ada di kalangan masyarakat, jadi "siapa yang bersalah? pelacurnya atau masyarakatnya yang mendua, yang meng-inginkan hal itu tetap ada"?


Didalam hal agama "perempuan malam" ini adalah perbuatan yang bertentangan, begitupula tempat-tempat yang menyajikan perkerjaan terhadap profesi ini, tidak ada posisi tawar terhadap hal tersebut, jelas hal tersebut berkaitan erat dengan dosa-neraka, maka hal tersebut harus dibersihkan dari kehidupan masyarakat.

Walaupun "perempuan malam" ini tercela dalam hal norma dan harus dibersihkan , hal yang riskan dalam masyakat indonesia adalah tidak mempu membedakan antara "manusianya" dan "perbuatannya", perbuatannya memanglah salah dan dapat diperbaiki, tetapi apakah kita harus membersihkan atau bahkan menghapus manusianya?, apakah kita yakin bahwa diri kita sebagai sosok pembersih dan penghapus ini benar benar bersih dan suci sehingga berhak melabeli atau bahkan mengutuk pribadi-pribadi tertentu, atau bahkan kita meyakini bahwa tuhan tidak ada didalam hati mereka?

Hal yang menarik yang perlu kita kutip disini adalah lagu dari  sosok musisi legendaris Indonesia yaitu Iwan Fals, yang bejudul "Adzan subuh masih ditelinga" :


Lagu tersebut mengisahkan mengenai sosok perempuan malam yang disebut sebagai "perempuan satu" yang pulang ke rumah sewa-annya menjelang subuh, seraya ia melangkahkan kaki, ia ditikam oleh kebersalahanya akibat dari pekerjaan yang dilakukannya, ketika ia melnyusuri jalan sempit di perkampungan kumuh yang dipadati dengan rumah-rumah yang seakan-akan memandang sinis dan menghakiminya.

Rasa bersalah yang menujam harinya-pun semakin menghampirinya, ketika adzan subuh terdengar yang nenandakan  malam telah berganti hari menjadi pagi, yang membuatnya sadar akan kehidupan suramnya akan segera selesai dan kehidupan yang normal akan dimulai, dengan kesadaran ini pula "perempuan satu" merasakan perasaan terasingkan dan disingkirkan dari kehidupan sosialnya, justru adzan itulah yang bersikap seperti tetangga yang perhatian terhadap hatinya yang keruh.

Ketika tiba di rumah sewaan-nya, ia puaskan dirinya dan hatinya yang bersalah oleh doa-doa,menyembah dan berserah kepada tuhan, dengan harapan tuhan mengampuni kesalahannya. Disatu sisi "perempuan satu" merasa terkucilkan oleh kehidupan sosial, disisi lain ia mengharapkan pengampunan tuhan.

Mereka yang dinamakan wanita malam/pelacur  juga manusia, butuh di terima, butuh dikasihi & mengasihi, dan butuh juga keberadaan akan Kasih Tuhan-nya.  Dia reguk habis semua doa yang dia tahu. Walaupun "perempuan satu" itu tidak tahu doa siapa yang akan didengar & dikabulkan Tuhan kali ini, yang dirinya inginkan hanya kasih sayang & ampunan dari Tuhan, dan menginginkan ada sedikit harapan dan ampunan yang tersisa untuknya. 

Lagu itu-pun lanjut menceritakan tentang "perempuan satu" yang sedang mendengar suara tawa gadis sekolah selagi memandang dirinya di depan cermin yang retak, mengiringi pikirannya menuju kala ia masih "bersih" kala muda dulu, pada saat-saat dimana ia begitu bahagia. namun pikirannya itu mendadak terhenti oleh anaknya yang baru pulang dari sekolah. Melihat hal tersebut, membuat hati "perempuan satu" semakin merasa bersalah akan bayang-bayang yang menghantui dia dan anaknya dikemudian hari

Pada lagu ini, Iwan Fals begitu menyinggung masalah sosial ekonomi si "perempuan satu" tersebut dengan menggambarkan ia tinggal sewaannya yang saling berhempit, ditambah dengan  retaknya cermin yang telah usang. Gambaran-gambaran semacam juga membuktikan bahwa mereka disudutkan oleh desakan-desakan kebutuhan ekonomi, demi terisinya perut dan dengan tingginya biaya pendidikan anak yang amat dicintai, sulit menemukan alternatif  profesi lainnya bagi seorang yang sudah dilabeli "perempuan malam" dan maksiat oleh masyakakat.
"Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri"

4 komentar:

  1. Nice article , ternyata uraian dalam lagu tersebut bgitu dalam nilai moralnya

    BalasHapus
  2. mantap, ane suka sama sebagian besar isi lirik om iwan.. maknanya keren

    BalasHapus
  3. wah baru nyadar ane , nice post gan

    BalasHapus

Dilarang Menyisipkan Link Aktif!